Powered By Blogger

Senin, 07 Maret 2011

pengertian surfaktan dan contohnya

Surfaktan adalah senyawa kimia yang jika terdapat pada konsentrasi rendah dalam sistem mempunyai sifat teradsorpsi pada permukaan antar muka pada sistem tersebut yang molekul-molekulnya mempunyai dua ujung yang berbeda interaksinya dengan air, yaitu ujung kepala yang suka terhadap air dan ujung ekor yang tidak suka dengan air.
       Surfaktan terbagi atas anionik, kationik, nonionik dan amfoterik. Surfaktan akan berbusa dengan baik disegala jenis air dan akan dapat dibilas dengan mudah dan sempurna dalam shampoo modern, sabun telah diganti dengan bahan aktif yang disebut surfaktan. Sebagian besar shampoo kini dalam kemasan 2 in 1 , bahan pembersih sekaligus, conditioner . Bahan pembersihnya akan membersihkan rambut dan kulit kepala, sementara conditionernya akan membuat rambut mudah disisir ketika basah dan akan membuat rambut ketika kering lebiih tampak berisi tanpa tampak berterbangan. Pasalnya kimiawan sebelum tahun 1980-an percaya penuh bahwa tidak mungkin mencampurkan bahan pembersih dan conditioner, seperti disebut diatas pembersihnya adalah surfaktan anionik sedangkan conditionernya adalah surfaktan kationik

1.Surfaktan yang larut dalam minyak.
 ada 3 yang termasuk golongan ini, yaitu senyawa polar berantai panjang, senyawa fluoro karbon dan senyawa silicon.

2.Surfaktan yang larut dalam pelarut air .
Golongan ini banyak digunakan antara lain sebagai zat pembasah, zat pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, deterjen, zat flotasi, pencegah korosi, dll. Ada 4 yang termasuk dalam golongan ini, yaitu surfaktan anion yang bermuatan negative, surfaktan yang bermuatan positif, surfaktan nonion yang tak terionisasi dalam larutan, dan surfaktan amfoter yang bermuatan negative dan positif bergantung pada ph-nya. Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan hydrogen pada permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh kepala-kepala hidrofiliknya pada permukaan air dengan ekor-ekor hidrofobiknya terentang menjauhi permukaan air.





Jenis-jenis Surfaktan.:

a.Nonionic Detergents.:
Adalah surfaktan yang kepala atomnya tidak memiliki ion +
maupun ion -

b. Anionic Detergents :
Adalah surfaktan yang kepala atomnya memiliki ion +.

c. Cationic Detergents.
Adalah surfaktan yang kepala atomnya memiliki ion --.

d. Bile Detergents.
Adalah surfaktan yang ekor atomnya berbentuk segi enam.

penggunaan surfaktan
a.surfaktan sebagai emulsifier

b.surfaktan sebagai wetting agent

c.surfaktan sebagai foaming-anti foaming agent

d.surfaktan sebagai anti statik dan anti fogging agent


 cara kerja surfaktan :

Saat ini surfaktan deterjen masih didominasi oleh produk turunan petrokimia yang bernama Linier Alkyl Benzene Sulfonat (LABS). Semakin tingginya harga minyak bumi dunia membuat beberapa pabrikan deterjen di Amerika dan Jepang sudah mulai menggunakan metil ester sulfonat (MES) berbasis minyak nabati. Beberapa produsen oleochemical bahkan pabrik biodiesel (metil ester) sudah memasang unit sulfonasi untuk bisa paralel membuat metil ester atau terus ke MES untuk bahan deterjen.

MES memiliki beberapa kelebihan dibandingkan surfaktan lainnya, yaitu antara lain kemampuan penyabunan yang baik; terutama yang berasal dari C16 dan C18 (dari minyak kelapa), toleransi yang baik terhadap kesadahan air, bersinergi baik dengan sabun (sebagai zat aditif sabun), daya larut dalam air yang baik, lembut dan tidak iritasi pada kulit, dan memiliki karakteristik biodegradasi yang baik.
Produksi Metil Ester Sulfonat

Produksi metil ester sulfonat dalam skala industri terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu tahap sulfonasi, tahap pemucatan, tahap netralisasi, dan tahap pengeringan.

   1. Tahap Sulfonasi
      MES diproduksi melalui proses sulfonasi metil ester dengan campuran SO3/udara. Reaksi pengontakkan SO3 dan bahan organik terjadi di dalam suatu falling film reactor. Gas dan organik mengalir di dalam tube secara co-current dari bagian atas reaktor pada temperatur 45oC dan keluar reaktor pada temperatur sekitar 30oC. Proses pendinginan dilakukan dengan air pendingin yang berasal dari cooling tower. Air pendingin ini mengalir pada bagian shell dari reaktor. Hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan temperatur reaksi akibat reaksi eksoterm yang berlangsung di dalam reaktor.

      Agar campuran MESA mencapai waktu yang tepat dalam reaksi sulfonasi yang sempurna, MESA harus dilewatkan kedalam digester yang memilki temperature konstan (~80oC) selama kurang lebih satu jam. Efek samping dari MESA digestion adalah penggelapan warna campuran asam sulfonat secara signifikan. Sementara itu, gas-gas yang meninggalkan reaktor menuju sistem pembersihan gas buangan (waste gas cleaning system).


   2. Tahap Pemucatan (Bleaching)
      Untuk mengurangi warna sampai sesuai dengan spesifikasi, digested MESA harus diukur didalam sistem kontinu acid bleaching, dimana dicampurkan dengan laju alir metanol yang terkontrol dan hidrogen peroksida sesudahnya. Reaksi bleaching lalu dilanjutkan dengan metanol reflux dan pengontrolan temperatur yang presisi.


   3. Tahap Netralisasi
      Acid ester yang terbentuk dalam proses sulfonasi bersifat tidak stabil dan mudah terhidrolisis. Oleh karena itu, pencampuran yang sempurna antara asam sulfonat dan aliran basa dibutuhkan dalam proses netralisasi untuk mencegah lokalisasi kenaikan pH dan temperatur yang dapat mengakibatkan reaksi hidrolisis yang berlebih. Neutralizer beroperasi secara kontinu, mempertahankan komposisi dan pH dari pasta secara otomatis.


   4. Tahap Pengeringan
      Selanjutnya, pasta netral MES dilewatkan ke dalam sistem TurboTubeTM Dryer dimana metanol dan air proses yang berlebih dipisahkan untuk menghasilkan pasta terkonsentrasi atau produk granula kering MES, dimana produk ini tergantung pada berat molekul MES dan target aplikasi produk. Langkah akhir adalah merumuskan dan menyiapkan produk MES dalam komposisi akhir, baik itu dalam bentuk cair, batangan semi-padat atau granula padat, dengan menggunakan teknologi yang tepat.


:-D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar